Sportstourismindonesia -Jakarta, April 2025 Menjelang musim libur Lebaran 2025, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengimbau pelaku industri pariwisata untuk meningkatkan kesiapan mitigasi risiko di destinasi wisata, terutama yang rawan bencana dan perubahan cuaca ekstrem.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, menyebut pihaknya telah menerbitkan surat imbauan untuk mendorong pengelola destinasi melakukan risk assessment. Selain itu, Kemenpar juga menggencarkan pemanfaatan Sisparnas, platform digital yang menyajikan edukasi manajemen krisis dan informasi cuaca terkini hasil kolaborasi dengan BMKG.

“Kita mengantisipasi situasi yang tidak diharapkan dan mendorong penggunaan media digital untuk memperkuat kesiapsiagaan, termasuk posko TIC yang telah aktif di Yogyakarta dan Bintan,” ujar Hariyanto saat Media Backgrounder di Gedung Sapta Pesona, Jakarta (26/3).
Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenpar, Fadjar Hutomo, menambahkan bahwa Kemenpar berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan dalam mendirikan Posko Angkutan Lebaran 2025, serta memantau potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, serta risiko vulkanologi di daerah pegunungan.
Di sisi lain, Deputi Industri dan Investasi Kemenpar, Rizki Handayani, menegaskan pentingnya penerapan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability) di tengah isu perubahan iklim dan meningkatnya pergerakan wisatawan.

“Keselamatan perjalanan wisata menjadi prioritas. Kami juga akan menyusun pedoman khusus menghadapi cuaca ekstrem,” ujarnya.
Lebaran tahun ini diprediksi akan memobilisasi 146 juta perjalanan wisatawan dengan potensi perputaran ekonomi mencapai Rp375,2 triliun, menurut data Kementerian Perhubungan.
Tanggapi Isu Aktual di Destinasi Wisata
Dalam diskusi itu, Kemenpar juga menanggapi isu pemasangan papan peringatan di kawasan wisata Gunung Mas, Puncak, yang dinilai berpotensi mengganggu iklim investasi. Rizki menegaskan bahwa penerapan standar usaha di sektor pariwisata harus mengacu pada PP Nomor 5 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri terkait lingkungan.
Terkait insiden ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo, Hariyanto menyatakan hal tersebut berada dalam ranah penegakan hukum.
“Namun kami juga mencermati dampaknya terhadap pengelolaan destinasi dan berkoordinasi dengan pemda serta aparat,” ujarnya.
Sementara itu, insiden tenggelamnya kapal wisata di Labuan Bajo, Nusa Penida, dan Gili Trawangan juga menjadi perhatian serius. Kemenpar terus memantau dan memastikan perbaikan layanan melalui dinas, Politeknik Pariwisata, dan Badan Otorita.

Kemenpar saat ini tengah mendorong transformasi digital melalui program Tourism 5.0, termasuk penyempurnaan portal indonesia.travel agar lebih interaktif, informatif, dan berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung promosi destinasi secara global.
**Benksu

