Sportstourismindonesia – Jakarta, 13 Juni 2025 Dunia olahraga Indonesia menyaksikan babak baru dalam pembinaan atlet Mixed Martial Arts (MMA). Tak lagi sekadar mengandalkan lintas cabang, MMA Indonesia kini melangkah lebih sistematis melalui program pelatnas mandiri yang berkolaborasi dengan kalangan akademisi. Transformasi ini menjadi sorotan saat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo secara resmi melepas 17 atlet MMA yang akan berlaga di dua ajang internasional bergengsi.
Ke-17 atlet tersebut, terdiri dari 9 junior dan 8 senior, akan mewakili Indonesia pada 5th GAMMA World MMA Championship di Brasil (17–22 Juni) serta 1st AMMA Youth Championship di Bahrain (23–28 Juni), yang juga menjadi babak kualifikasi menuju Asian Youth Games (AYG) 2025.
Dalam sambutannya, Menpora Dito menekankan pentingnya pembinaan mandiri MMA, tidak lagi merekrut dari cabang bela diri lain. Ia mengapresiasi Pengurus Besar Persatuan Tarung Campuran Indonesia (PB Pertacami) yang telah membentuk sistem pelatnas berbasis kampus bersama Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
“Ini langkah perdana yang terarah. MMA kita sudah masuk jalur pelatnas murni dan sinergi dengan akademisi. Ini bukan sekadar persiapan turnamen, tapi investasi jangka panjang menuju masa depan olahraga Indonesia,” ujar Menpora Dito.
Akademisi Masuk Rantai Pembinaan: Paradigma Baru Olahraga Nasional
Kolaborasi PB Pertacami dengan UNJ menandai pendekatan baru dalam pembinaan atlet—menggabungkan latihan fisik, teknik, serta penguatan mental melalui pendekatan ilmiah. Sebanyak 40 atlet MMA telah menjalani pelatnas terpusat sejak Januari 2025, di mana para peserta dipilih lewat seleksi ketat berdasarkan usia dan kelas berat badan.
Ketua Umum PB Pertacami Tommy Paulus Hermawan menyebut, pelatnas tidak hanya fokus pada aspek fisik dan teknik seperti pukulan, tendangan, serta strategi bertarung, tapi juga pada kesiapan mental, termasuk simulasi pertandingan.
“Kami ingin para atlet tidak hanya kuat secara fisik, tapi juga tangguh menghadapi tekanan panggung internasional. Karena MMA adalah kombinasi disiplin dan kecerdasan taktis,” kata Tommy.
AYG Jadi Target Utama, Olimpiade di Depan Mata
Event di Bahrain memiliki bobot strategis karena menjadi gerbang kualifikasi menuju Asian Youth Games, sebagai pijakan menuju jenjang prestasi lebih tinggi seperti Asian Games bahkan Olimpiade.
“Kami sangat fokus pada AYG, karena ini adalah jalan panjang dalam menyiapkan generasi emas Indonesia di cabang MMA,” tegas Menpora Dito.
Tahun lalu, Indonesia meraih tiga medali emas di GAMMA World Championship. Dengan persiapan matang dan sistematis, harapannya kontingen kali ini tidak hanya mempertahankan, tetapi mampu mencetak sejarah baru.
Pesan untuk Pejuang Merah Putih
Menutup pelepasan, Menpora Dito menyampaikan pesan emosional yang membakar semangat para atlet:
“Kalian tidak hanya bertanding untuk diri sendiri, tapi untuk Merah Putih. Tunjukkan sportivitas dan kebanggaan sebagai wakil bangsa. Kami semua menunggu kalian pulang membawa kejayaan.”
Pelepasan ini bukan sekadar seremoni, tapi simbol dari lahirnya generasi baru MMA Indonesia—yang tumbuh dari sistem pembinaan berkelanjutan, bukan sekadar instan. Masa depan MMA Indonesia telah digerakkan dari kampus ke panggung dunia.
**Benksu