Sportstourism, Jakarta – Pemda DKI bersama PT MRT (Moda Raya Terpadu), 20 Agustus 2023 nanti menghadirkan marathon bertitle ; ‘Jakarta Half Marathon’, guna mewadahi pehobi olahraga lari yang belakangan menjamur di kota-kota besar. Dengan tiga kelas yang dipertandingkan, mulai dari lima kilometer, 10 kilometer dan 21 kilometer.
Panitia pun menggandeng PT. Idea Kita Mandiri (idea.run), even organizer terbaik yang bolak-balik meng-arange kegiatan marathon di kota-kota besar Indonesia. Entitas dunia lari yang tak pernah bosan menggelorakan dan membudayakan olahraga lari di tanah air.
Marathon sendiri adalah lomba lari jarak jauh yang memiliki sejarah cukup panjang. Menurut legenda, berasal dari kisah prajurit Yunani kuno bernama Pheidippides yang dikirim dari kota Marathon ke Athena pada tahun 490 SM untuk memberitahu Yunani berhasil mengalahkan pasukan Persia dalam pertempuran Marathon.
Sementara sejarah marathon modern dimulai pada Olimpiade Athens tahun 1896. Pada saat itu, pelari Yunani bernama Spyridon Louis memenangkan perlombaan lari jarak jauh 40 kilometer yang mengambil rute dari Marathon ke Athena.
Hal tersebut diselenggarakan untuk memperingati kemenangan Yunani atas Persia pada Pertempuran Marathon yang terjadi pada tahun 490 SM.
Setelah Olimpiade Athens, Marathon menjadi semakin populer di seluruh dunia dan diadakan di berbagai acara olahraga besar seperti Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan maraton kota besar di seluruh dunia.
Marathon salah satu acara lari jarak jauh paling populer dengan ribuan peserta dari berbagai negara. Disebut-sebut bentuk latihan aerobik. Meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru. Latihan kardiovaskular yang membantu meningkatkan kapasitas jantung dan paru-paru, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan kondisi kesehatan lainnya.
Namun, Marathon olahraga yang memerlukan persiapan serius dan teratur. Pastikan kondisi badan fit sebelum memulainya dan selalu lakukan pemanasan dan pendinginan serta konsumsi nutrisi yang seimbang untuk menjaga tubuh tetap sehat dan kuat.
“Dibutuhkan atensi semua pihak. Terutama menciptakan jalur lintasan ‘bersih’, sehingga lancar dan bajk,” jelas Agus Hermawan, pegiat marathon yang bolak-balik ikut event marathon dunia yang acap dipanggil USH.
)**benksu