Inilah Aliran Silat “Tertua di Indonesia” …

SportsnTourism, Jakarta –

Suatu hal yang membanggakan dunia bahwa di Indonesia memiliki beragam aliran pencak silat yang cukup kaya dengan jurus silatnya. Bahkan di setiap daerah memiliki aliran silatnya yang khasnya tersendiri.

Dan inilah 53 aliran Silat Tertua di Indonesia. Sebagian namanya mungkin tidak pernah kita dengar. Oleh karenanya Tak Kenal Maka Tak Dayang, berikut diantaranya ;

Silek Harimau, (Sumbar) mulai muncul tahun 1129 pertama kali diajarkan Datuk Suri Dirajo sebagai beladiri prajurit kerajaan-kerajaan di Sumbar saat itu dan masih diajarkan hingga sekarang. Silat ini awalnya diperuntukan untuk keluarga kerajaan dan bangsawan. Senjata khas dan legendaris silat ini adalah Kerambit (Kurambik) yang terinspirasi dari kuku harimau.

Cimande, (Jawa Barat), cikal bakalnya mulai muncul tahun 1169 sebelum lahirnya Kerajaan Majapahit (pada tahun 1293). Merupakan beladiri prajurit Kerajaan Padjajaran yang berpusat di wilayah yang sekarang sekitaran Bogor, Jabar. Sempat menghilang lalu muncul kembali dan di ajarkan secara resmi pada abad ke 17 oleh Abah Khaer, menggabungkan dengan gerakan-gerakan hewan melahirkan jurus seperti ‘pamacan’ (harimau), pamonyet (monyet), ‘pepedangan’ (kera bermain ranting pohon). Aliran Silat Cimande ini juga ditekuni oleh Bpk Eddie M. Nalapraya yang menyandang gelar Bapak Pencak Silat Dunia.

Silat Sabeni Tanah Abang (Jakarta), tahun 1800-an akhir . Silat bergaya Betawi. Lahir saat zaman penjajahan Belanda dan saat Jakarta masih bernama Batavia. Disebut silat Sabeni karena didirikan oleh Haji Sabeni bin Canam. Silat Sabeni awalnya diajarkan di lingkungan keluarga saja. Lalu mulai banyak menarik perhatian pemuda-pemuda Batavia karena Sabeni pernah menang saat diadu dengan Jago-jago Kuntau kiriman tuan-tuan tanah Belanda. Dan juga pernah menang melawan ahli-ahli beladiri Jepang dalam pertandingan yang diselenggarakan Pemerintahan Militer Jepang.

Selanjutnya, Panglipur, didirikan 1909, Bandung (Jabar).

SH Tuhu Tekad, 1918, di Madiun (Jatim).

SH Terate, 2 September 1922, di Madiun (Jatim).

Cepedi, 17 September 1922, di Jogjakarta (DIY).

Pejuang Siliwangi, 1922, di Subang (Jabar).

Pencak Organisasi, 27 Agustus 1927, di Lumajang, (Jatim).

Gadjah Putih, 1927, di Garut (Jabar).

Persatuan Hati, 1927, di Ponorogo (Jatim).

Putra Padjajaran, 12 Desember 1928, di Bogor (Jabar).

Nampon, 1932, di Ciamis, (Jabar).

PSN Badai, 20 Januari 1930, di Situbondo (Jatim).

Persaudaraan Setia Hati, 22 Mei 1932, di Semarang (Jateng).

Perpi Harimurti, 23 Oktober 1932, di Jogjakarta (DIY).

Gubug Remaja, 1935, di Ngawi (Jatim).

PPS Pandawa, 1 Agustus 1937, di Tasikmalaya (Jabar).

Jenni Rangsang, 1945 di Lamongan, (Jatim).

Margaluyu, 6 Juni 1946, di Jogjakarta (DIY).

PPS Margaluyu Pusat 1948, di Bandung (Jabar).

Phasadja Mataram, 20 Oktober 1950, di Jogjakarta (DIY).

Pamur, 31 Desember 1951, di Pamekasan (Madura, Jatim).

Mande Muda Indonesia, 1951, di Bandung (Jabar).

Bima, 8 Februari 1953, di Jogjakarta (DIY).

Bakti Negara 31 Januari 1955, di Bali.

Gagak Lumayung, 20 Mei 1955, di Bandung (Jabar).

Perisai Diri, 2 Juli 1955, di Surabaya (Jatim).

Rasa Tunggal, 10 November 1955, di Madiun (Jatim).

Pusaka Djakarta, tahun 1957 (Jakarta).

Ciung Wanara, 20 April 1958 (Jabar).

Silat Huruf Hijaiyah, 1958, di Langkat (Sumut).

Ilmu Tangan Kosong (ITK), 1958, di Surakarta (Jateng).

Kilat Mas, 1958, di Karawang (Jabar).

Tapak Suci, 31 Juli 1960, di Jogjakarta (DIY).

Gerak Suci, 1960, di Ciamis (Jabar).

Hasdi, 14 April 1961, di Jember (Jawa Timur).

Padjajaran Cimande, 1962, di Bogor, (Jabar).

Merpati Putih, 2 April 1963, di Jogjakarta (DIY).

Lang Sakti 1963, di Ogan Ilir (Sumsel).

Budi Utomo, 1963 (Jawa Timur).

Dikapasita 1964, di Pangkal Pinang, Bangka.

SH Winongo, 20 Oktober 1965, di Madiun (Jatim).

Satu Hati, 12 Juni 1966, di Surabaya (Jatim).

Tetada Kalimasada, 25 Oktober 1966, di Surabaya (Jatim).

Meong Palo 1966, di Pinrang (Sulsel).

Perisai Putih, 1 Januari 1967, Surabaya (Jatim).

Bunga Islam, 1967, di Ponorogo (Jatim).

Dalikumbang 1967, di Mojokerto (Jatim).

Tringgani, 1967, di Semarang (Jateng).

Pagar Banten 5 September 1968 (Jakarta).

Melati Putih, 1968, di Magelang (Jateng).

KPS Nusantara 28 Juli 1968 (Jakarta).

)***Yuri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

− one = one

Sports Tourism Indonesia