Sportstourism, NTB,- Presiden Joko Widodo memberikan waktu untuk memastikan pembenahan lima destinasi super prioritas (Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang, dan Mandalika) di setiap aspek. Persiapan tersebut dimulai dari infrastruktur, kuliner hingga aspek seni budaya, termasuk kostum, dan pernak-pernik yang berkaitan dengan destinasi wisata tersebut.
Dan Menko Luhut pun secara khusus meminta agar pembangunan 5 Destinasi Super Prioritas dapat segera disiapkan dan dilengkapi. Untuk itu Kemenparekraf/Baparekraf segera melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait guna memastikan penyiapan berbagai infrastruktur.
Seperti dengan Kementerian PUPR terkait infrastruktur, Kementerian Perhubungan terkait kesiapan bandara maupun interkoneksi ke destinasi tujuan wisata, juga dengan Kementerian ESDM untuk dukungan jaringan listrik, dan lainnya.
Menparekraf Sandiaga Uno juga mengatakan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi harapan lantaran menciptakan lebih dari 33 juta lapangan pekerjaan. Untuk itu penerapan protokol kesehatan CHSE harus diterapkan dengan disiplin sehingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat terselamatkan pascapandemi. Sehingga sektor ini menjadi unggulan dan dapat terselamatkan. Bukan hanya itu bahkan malah menjadi lebih berkualitas depan, katanya.
Banyak warga masyarakat di sekitar destinasi wisata yang merasakan dampak dari pandemi COVID-19. Sehingga mengajak masyarakat bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk membenahi kebersihan, keamanan, higienitas, dan kelestarian lingkungan di sekitar lokasi desa wisata. Semua stakeholder, termasuk masyarakat setempat harus punya keyakinan mengembangkan ekosistem pariwisata, terutama di desa wisata.
Kegiatan ini dapat memberikan dampak positif dalam upaya meningkatkan kepercayaan wisatawan nusantara dan mancanegara untuk berkunjung. Momentum untuk membangun semangat bersama-sama untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan potensi wisata di desa-desa wisata. Bahkan secara keseluruhan seperti destinasi serta yang tidak kalah penting kesiapan produk ekonomi kreatif seperti kuliner, fesyen, dan lainnya.
Arahan Presiden Joko Widodo ini sebagai upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sekaligus penciptaan lapangan kerja. Termasuk memastikan berjalannya pariwisata berkelanjutan hingga bagaimana mengelola sampah menjadi sumber energi.
Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Dwi Rudi Hartoyo pihaknya bersinergi dengan Kemenparekraf/Baparekraf untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di desa-desa wisata di Indonesia. Salah satunya melalui pengembangan potensi desa wisata menggunakan dana desa.
“Pengembangan potensi desa wisata memang menjadi tanggung jawab kita bersama. Untuk desa-desa yang berada dalam tahap rintisan desa wisata, kami akan coba siapkan skemanya melalui dana desa,” ucap Rudi.
Namun demikian tak kalah penting kesiapan sumber daya manusia dimana nantinya Kemenparekraf/ Baparekraf akan berkolaborasi dengan Kemendikbud. Fokus saat ini adalah menggarap potensi wisatawan nusantara sebesar 55 juta dari kelas menengah untuk dimaksimalkan.
Disamping kesiapan amenitas salah satunya melalui pembangunan infrastruktur yang berkeadilan, karena program ini menyediakan fasilitas rumah swadaya, yang pembangunannya melibatkan pemberdayaan masyarakat.
Jadi, masyarakat ikut serta bersama-sama dalam mendesain kemudian membangun dan tentunya memperoleh manfaat dari hal tersebut.
Seperti program homestay merupakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) atau yang biasa dikenal dengan program bedah rumah.
Program ini ditingkatkan untuk menunjang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.
Fasilitasnya juga telah memiliki standar kualitas yang baik dan letak homestay ini sangat strategis dan relevan. Homestay ini menyasar target milenial kelas menengah baru tapi tidak memiliki budget yang cukup untuk penginapan bintang lima. Dengan harga cukup terjangkau.
Ini bisa memicu ekonomi masyarakat serta bangkitnya pariwisata dan ekonomi kreatif. .Saat ini infrastruktur telekomunikasi atau jaringan khususnya sinyal telekomunikasi sangat diperlukan bagi wisatawan yang sedang berkunjung. Telekomunikasi dan informatika bukan lagi sebagai infrastruktur tambahan, melainkan infrastruktur utama.
Dan kolaborasi yang dilakukan dengan Kemenkominfo ini sangat diperlukan untuk mendukung infrastruktur TIK terutama di desa-desa wisata dan mendorong ekonomi kreatif khususnya UMKM di seluruh wilayah Indonesia.
Mengingat pula sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang sekarang ini menghidupi sekitar 34 juta masyarakat Indonesia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan pihaknya tentu mempersiapkan coverage signal 4G yang memadai, baik kecepatannya maupun kualitas sinyalnya di 5 destinasi super prioritas tersebut.
Perhatian tersebut diharapkan menjadi tambahan semangat bagi masyarakat dalam memajukan daerah ini, khususnya di bidang pariwisata.
(***YuriAlga